Suatu kali tetangga di
komplek perumahan tempat kami tinggal sedang melakukan renovasi rumah, banyak
sekali pekerja dan tukang bangunan di sana. Ada yang mengukur, memotong dan
memasang batu, ada juga yang mengaduk
semen untuk perekat bahan bangunan, semuanya bekerja dengan giat.
Dalam hidup ini Allah
memberikan kesempatan bekerja yang berbeda – beda antara seorang dengan lainnya.
Ada yang menjadi guru, pengacara, karyawan kantoran, pekerja kasar dan banyak
jenis pekerjaan lainnya.
Ada yang kerjanya keras,
ada yang kerjanya ringan, ada juga yang hampir – hampir tidak bekerja tapi
tetap kaya. Tapi ada juga yang kerja
keras tapi tetap susah, singkat kata
dalam hidup ini hampir semua manusia bekerja.
Tetapi kadang kita merasa
letih bekerja dan sejenak membayangkan, andaikan kita tidak perlu bekerja dalam
hidup ini tentu akan sangat menyenangkan.
Terkadang kita merasa kerja
sebagai suatu beban yang melelahkan diri, kita merasa malas bekerja, dan merasa
Allah kurang memberkati kita, sehingga kita harus berlelah – lelah bekerja.
Tetapi apakah benar
demikian ? benarkan orang yang diberkati tidak perlu lagi bekerja ?
Kitab Kejadian mencatat
secara jelas kisah penciptaan langit dan bumi, dimana Allah menciptakan segala
sesuatu yang ada di langit dan di bumi dengan Firman Nya.
Namun kelanjutan dari kitab
kejadian menceritakan bahwa Allah menciptakan hewan – hewan dan tanaman sebagai
teman bagi manusia pertama tidak dengan berfirman, tapi dengan tangannya,
karena disebutkan bahwa Allah membentuk dan bukan berfirman.
Bahkan Allah menciptakan
adam dan hawa sebagai manusia pertama dengan membentuk dari tanah liat, dan
bukan dengan berfirman, jadi jelas bahwa penciptaan yang dilakukan dengan Allah
adalah dengan cara berfirman, dimana Allah menciptakan segala
sesuatu dengan berfirman, dari sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Dan yang kedua adalah
dengan cara membentuk dengan tangannya dimana bahan yang digunakan adalah bahan
yang sudah ada sebelumnya dari penciptaan pertama, contohnya manusia dan hewan
– hewan yang menjadi teman manusia di taman firdaus diciptakan dari tanah liat.
Jadi sebenarnya, jika kita
membaca dan membayangkan kelanjutan dari kisah penciptaan dalam kitab kejadian
adalah sebenarnya menggambarkan Allah sebagai seorang tukang kebun yang sedang
asik mengerjakan kebunnya, yaitu taman Firdaus.
Dapat dibayangkan bahwa
dalam kisah ini dikisahkan Allah yang sedang asik sekali dengan tamannya, Allah
menciptakan hewan, tanaman, dan bahkan manusia.
Allah ternyata juga seorang
pekerja, seorang “tukang kebun”
Saat Allah mengutus
anakNya, Tuhan kita Yesus Kristus, pun menggambarkan bahwa Allah tetap bekerja,
Allah bekerja melalui Yesus untuk mengerjakan karya keselamatanNya untuk
menebus dosa manusia.
Bahkan sampai kini pun
Allah tetap bekerja, kitab Roma menggambarkan dengan jelas hal ini, dimana
Rasul Paulus mengatakan dengan jelas bahwa “Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan ….”
Jadi sangat jelas Allah
kita adalah Allah yang bekerja,
Dalam Alkitab begitu banyak
kata yang menggambarkan bahwa Allah bekerja, terlihat dengan banyaknya kata
kerja yang ditulis dalam Alkitab, seperti : “mengutus, menjaga, memberkati, menyertai, dan lain sebagainya..”
Jika Allah yang empunya
langit dan bumi saja tetap bekerja dalam dunia ini, bukankah kita sebagai umat
Nya juga harus bekerja. Bagi kita
pengikut Kristus, kerja haruslah merupakan ekspresi syukur kita kepada Allah,
dan sarana bagi kita untuk menceritakan kebagikan Tuhan dalam hidup kita.
Bekerja merupakan kesaksian
hidup kita betapa Allah mengasihi kita dan betapa kita mengasihi Allah.
Jadi bekerja apapun,
meskipun berat atau ringan, Allah tetap mengasihi kita semua, dan berkat Allah
tidak akan kurang bagi kita semua, tak terkecuali.
Karenanya selamat bekerja
dan menyaksikan cinta kasih Allah dalam hidup ini. Amin.
Tuhan Yesus memberkati
ANS
Comments