Selama masa liburan kemarin
saya menyempatkan diri mengunjungi kakak saya yang berdomisili di pulau
Bali. Perjalanan cukup panjang dan
melelahkan, namun setimpal dengan kebahagiaan yang saya rasakan.
Sepanjang perjalanan mobil
dari pulau Jawa menuju Bali, terlihat pemandangan alam yang indah, ..
Begitu banyak sawah
terhentang, dan pepohonan yang begitu rimbun yang menghiasi bumi kita ini.
Betapa Allah menciptakan
bumi kita dengan begitu indah dan subur, sehingga benih apapun yang jatuh ke bumi kita ini
dapat bertumbub dengan begitu subur dan berkembang dengan begitu baik.
Berbicara mengenai benih
dan tanah , saya jadi sedikit merenung, teringat perumpamaan yang Tuhan Yesus
ajarkan mengenai benih dan tanah , pada kitab Lukas 8 : 4 – 15,
“…8:5
"Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia
menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan
burung-burung di udara memakannya sampai habis.
“…8:6
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering
karena tidak mendapat air.
“…8:7
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan
menghimpitnya sampai mati.
“…8:8
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat."
Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Sebagai
orang Kristen yang dewasa, hati kita pun diibaratkan sebagai tanah, yang
seharusnya subur, yang siap untuk menerima benih, yaitu firman Allah,
dan bertumbuh serta berbuah roh,
sehingga hidup kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Saya
merenungkan dan berpikir bahwa sebenarnya Allah mengajarkan kita melalui
analogi kehidupan ini.
Untuk
mendapatkan kondisi tanah yang subur, petani biasa melakukan tiga tahap, yaitu
: membajak, memberi pupuk, dan membakar tanah tersebut.
Hal
yang sama terjadi juga bagi kehidupan kerohanian kita, dimana kita pun harus
menjalani tiga tahap tersebut agar kita dapat menjadi “..tanah..” yang subur bagi
firman Allah yang kita terima.
Petani
membajak sawab dengan tujuan untuk mengaduk dan mengeluarkan unsur hara yang
terkandung dalam tanah tersebut, serta menyingkirkan bebatuan yang tercampur
dalam tanah, sehingga tanah tersebut
menjadi gembur dan siap untuk ditanami,
Hal
yang sama bagi hati kita, ..sebelum kita siap menerima Firman Allah, maka kita
pun harus dengan jujur mengakui segala kelemahan dan dosa – dosa kita di
hadapan Allah, sehingga hati kita menjadi siap untuk menerima kebenaran Firman
Allah tesebut.
Jangan
ada dosa sekecil apapun yang tersimpan dalam hati kita yang akan menghalangi
Firman Allah untuk masuk dalam hati kita.
Proses
yang kedua adalah memberikan pupuk, analogi ini juga terjadi dalam kehidupan
kita, dimana kita harus “..memupuk..” kebiasaan – kebiasaan yang baik, dan
sikap hidup yang baik semasa kita hidup.
Sikap hidup dan kebiasaan yang baik akan memberikan pola pikir dan pola
hidup yang baik, sehingga hidup kita menjadi suatu teladan bagi lingkungan
sekitar kita.
Dan
yang terakhir adalah proses membakar tanah,.. proses ini adalah yang tersulit
untuk kita jalani, karena proses ini menyakitkan bagi kita.
Terkadang
Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk menghadapi percobaan hidup yang
cukup berat , yang seolah – olah membakar hati kita
Namun
sebenarnya, tujuan Allah adalah membangkitkan kembali kegairahan kita di dalam
Allah, agar kita belajar kembali untuk
mempersiapkan hati dan hidup kita kepada tujuan Allah dalam hidup kita.
Seperti
halnya tanah yang dibakar agar tanah tersebut kembali subur,..demkian pula
halnya dengan hidup kita yang “..dibakar..” oleh Allah melalui berbagai macam
pergumulan kita, sehingga kita kembali
menjadi bertekun dalam pengharapan kita kepada Allah.
Dan
seperti halnya benih yang jatuh di tanah yang subur , demikian juga halnya
firman Allah akan tertanam di hati kita akan bertumbuh dan mengeluarkan buah –
buah roh dalam kehidupan kita yang selalu bertekun di dalam Allah.
“…8:15
Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman
itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam
ketekunan…"
Selamat menjadi menjalani
hidup sebagai “..tanah..” yang subur
bagi benih Firman Allah, yang akan
berakar, bertumbuh dan berbuah bagi hormat dan kemuliaan Allah.
Tuhan Yesus memberkati kita
semua.
Amin
ANS
Comments